Selamat tahun baru sayang, Aku tau, tahun ini akan menjadi tahun terberat bagi kita. Iya, untuk hubungan kita. Karena ditahun ini akan menjadi awal perpisahan raga. Aku tidak lagi di Solo, kamu juga begitu. Kali ini, aku bersungguh-sungguh. Tak akan ada lagi hal yang membuatmu sedih. Hal yang membuatmu takut padaku. Hal-hal yang tak kau sukai. Semua akan ku jamin kau bahagia denganku. Sebagai penyambutan hari-hari yang tak biasa. Hey Sania! Doakan aku ya, doakan aku agar aku bisa sukses dengan cepat. Doakan aku agar semua niatku untuk menghalalkan mu segera terwujud. Aku tau, ini hal yang tidak sebentar. Namun aku yakin, aku pasti bisa untuk datang kerumah mu dan berbicara dengan ayah dan mamah mu, bahwa aku akan menikahimu. Sampai tiba hari itu, hari bahagia kita, dimana kita sudah tidak ada lagi ucap kata rindu. Semoga itu tidak lama lagi dan tidak di persulit jalannya. Happy new year sayang, mamas sayang banget sama kamu.
Rintikan air hujan yang belum mencapai tujuannya, belum sempat membasahi bumi. Namun sang air nyatanya tidak menjadi dirinya sendiri, sang air itu nampak terlihat sedang menyukai sang angin. Sialnya adalah, Badai yang menghancurkan itu adalah terbuat dari air dan angin. Sang air tidak mengetahui mengapa ia begitu menyukai sang angin. Hanya saja, Angin didalam dirimu adalah angin yang hanya menyejukkan. Angin, dimanakah engkau sekarang? Belum kulihat dirimu saat ini. Aku tidak mau engkau bertemu kembali dan mengharapkan sang api datang kembali. Tau kenapa aku tidak mengizinkan mu bertemu sang api? Maka kau tidak akan menjadi angin lagi, melainkan dirimu akan menyatu dengan api yang membakar semuanya. Sudah, denganku saja. Kau hiraukan saja itu sang api, aku yang akan menyejukkan mu. Aku yang akan menyembuhkan mu. Untukmu angin, Sang air benar benar jatuh cinta kepadamu.